Upacara Bendera dalam rangka memeperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Tahun 2013 digelar di halaman Setda Blora, Kamis (2/5).
Bupati Blora Djoko Nugroho selaku Inspektur Upacara dalam amanat upacara membacakan sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh.
Tema peringatan Hardiknas tahun ini “Meningkatkan Kualitas dan Akses Berkeadilan.”
Dalam sambutan tertulisnya, tema Hardiknas tahun ini, menurut Mohammad Nuh merupakan cerminan dari jawaban terhadap tantangan, persoalan, dan harapan seluruh masyarakat dalam menyiapkan generasi yang lebih baik. Layanan pendidikan haruslah dapat menjangkau ke seluruh lapisan masyarakat sesuai dengan prinsip pendidikan untuk semua (Education for All)
tanpa membedakan asal-usul, status sosial, ekonomi, dan kewilayahan.
Lebih lanjut, dijelaskannya bahwa UUD 1945 mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dasar dan negara wajib membiayainya (Pasal 31 ayat 1 dan 2 UUD 1945). Oleh karena itu, pemerintah pusat dan daerah bersama-sama masyarakat telah berusaha memenuhi amanat tersebut melalui pembangunan sekolah-sekolah di seluruh Indonesia, termasuk di daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).
Akses pendidikan dipengaruhi oleh ketersediaan satuan pendidikan dan keterjangkauan dari sisi pembiayaan. Untuk itu, pemerintah
terus menerus menyiapkan ketersediaan satuan pendidikan yang layak, terutama di daerah 3T, termasuk di dalamnya pengiriman guru melalui program Sarjana Mendidik di daerah 3T (SM3T).
Dari sisi keterjangkauan pemerintah telah menyiapkan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk pendidikan dasar dan menengah, Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN), Bantuan Siswa Miskin (BSM), Bidik Misi dan Beasiswa. Pada tahun 2013 ini, telah disiapkan anggaran Rp 7,8 triliun untuk BSM.
Selama itu, sejak dua tahun terakhir, telah dibuka beberapa perguruan tinggi
negeri (termasuk Akademi Komunitas) di daerah perbatasan dan di beberapa daerah yang dinilai strategis. Di samping sebagai upaya penyebaran pusat unggulan perguruan tinggi tersebut, juga berperan sebagai sabuk pengaman sosial dan politik bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk itu, telah disiapkan kebijakan-kesempatan khusus bagi putra-putri Papua, Papua Barat, dan daerah 3T lain untuk menjadi mahasiswa di berbagai perguruan tinggi terbaik di Indonesia melalui program afirmasi pendidikan tinggi (ADIK).
Mohammad Nuh mengajak kepada semua pencinta dunia pendidikan untuk bersama-sama
membuka posko anti drop out (DO) atau anti putus sekolah pada awal tahun pelajaran nanti. Posko drop out tersebut untuk memastikan agar anak-anak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, terutama dari jenjang pendidikan dasar ke menengah.
Sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas pendidikan, mulai tahun pelajaran 2013/2014 akan diterapkan Kurikulum 2013 untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah secara bertahap dan terbatas. Bertahap, berarti kurikulum tidak diterapkan di semua kelas di setiap jenjang, tetapi hanya di kelas 1
(satu) dan kelas 4 (empat) untuk jenjang SD, dan kelas 7 (tujuh) untuk SMP, serta kelas 10 (sepuluh) untuk SMA dan SMK.
Terbatas diartikan bahwa jumlah sekolah yang melaksanakannya disesuaikan dengan tingkat kesiapan sekolah. Kurikulum 2013 ini dirancang untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh. Hal ini penting dalam rangka antisipasi kebutuhan kompetensi abad 21 dan menyiapkan generasi emas 2045.
Diakhir sambutannya, M. Nuh mengajak untuk meningkatkan upaya dan keikhlasan dalam
memberikan
layanan pendidikan kepada masyarakat.
Upacara diikuti jajaran Muspida, Sekda Kab. Blora, Para Asisten Sekda dan Staf Ahli Bupati, Kepala Dinas, Kepala Bagian di lingkungan Setda Blora, PNS, Anggota TNI dan Polri, Mahasiswa dan Pelajar.
Seusai Upacara Bendera dilanjutkan dengan tabur bunga di Taman Makam Pahlawan Wira Bhakti, dengan Inspektur Upacara Sekda Blora, Sutikno Slamet. (DPPKKI Kab. Blora) - (infoBlora)
0 komentar:
Posting Komentar