BLORA. Tak hanya Perhutani, masyarakat dan Pemkab Blora pun berkepentingan terhadap suksesnya budidaya tanaman porang di lahan hutan jati. Karena itu, Dinas Kehutanan (Dishut) Blora akan melakukan pendampingan kepada petani hutan yang akan membudidayakan tanaman porang.
Selain itu, menurut Kepala Dishut, Reni Miharti, pihaknya bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) akan membuat demplot tanaman bernilai ekspor yang berguna untuk industri kosmetik dan obat-obatan tersebut. "Kami lakukan upaya-upaya demi suksesnya budidaya porang di Blora," ujarnya, Rabu (8/5).
Lantaran baru kali pertama dikembangkan di Blora, kata Reni Miharti, pihaknya perlu belajar banyak budidaya porang di daerah lain. Salah satunya di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Pihaknya juga mengagendakan kunjungan ke kabupaten tersebut. Tak hanya itu, menurut Reni Miharti, bersama LMDH, pihaknya akan mengunjungi pabrik tepung porang di Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
"Di sana lebih dulu membudidayakan porang, dan berhasil dengan baik. Kami ingin menimba ilmu sekaligus pengalaman di daerah tersebut," tandasnya.
Budidaya tanaman porang secara serentak mulai dilakukan Perhutani dan petani hutan di Blora, Sabtu (27/4). Ketika itu bersama Menteri BUMN, Dahlan Iskan, digelar penanaman porang di kawasan hutan Mrico Kecut Perhutani KPH Cepu. Perhutani menyiapkan sekitar 1.200 hektare lahan hutan yang akan ditanami porang.
Yakni tersebar di empat KPH. Di antaranya di KPH Randublatung sudah siap 520 hektar, KPH Cepu 480 hektare, KPH Blora 150 hektar, dan KPH Mantingan 50 hektar. Tak hanya itu, Perhutani juga akan mendirikan pabrik tepung porang di Blora. Tahun depan pabrik itu mulai dikerjakan, sehingga di tahun 2015, saat panen porang pertama dilakukan pabriknya sudah berdiri.
Menteri BUMN, Dahlan Iskan, bertekad menjadi Kabupaten Blora yang miskin bisa menjadi penghasil porang terbesar di dunia. Menurutnya tepung porang saat ini harganya mahal dan sangat dibutuhkan terutama di negara Jepang dan kawasan Asia Timur.
( Abdul Muiz / CN26 / JBSM )-(Suara Merdeka - infoBlora)
0 komentar:
Posting Komentar