BLORA. Mengingat struktur tanahnya yang sangat mendukung untuk ditanami buah-buahan, Dinas Pertanian Blora akan menjadikan Desa Tempelmahbang, Kecamatan Jepon sebagai sentra tanaman buah terutama jenis jeruk bali.
"Desa Tempelmahbang kedepannya cukup potensi untuk dijadikan sentra buah, terutama jenis njeruk bali serta buah lainnya, karena struktur tanahnya yang mendukung untuk ditanami buah-buahan," tandas Kepala UPTD Pertanian Kecamatan Jepon, Priyo Triyanto, kemarin.
Dengan hasil minimal 1 juta per pohon, saat ini petani di Desa Tempelmahbang Jepon dan Desa Bogorejo sedang menikmati panen jeruk bali. Hasilnya kebanyakan dijual di sepanjang jalan raya Blora-Cepu.
Ketua Kelompok Tani Sendang Makmur Desa Tempelmahbang, Sumarjo menjelaskan setiap warga di desanya saat ini minimal mempunyai 5-10 pohon jeruk bali yang ditanam di pekarangannya. "Sayang tanaman jeruk bali ini belum banyak dikembangkan sebagai perkebunan karena terbatasnya bibit dan sering mati karena terkena penyakit," jelasnya.
Menurut pengamat hama di Kecamatan Jepon, Suharno, "Nama penyakitnya Citrus Vein Phloem Degeneration yang disebabkan serangan bakteri Liberobacter asiaticum. Adapun cara pengendaliannya harus dengan racun kimia yang dianjurkan," ujarnya.
Untuk setiap pohon jeruk dalam sekali waktu musim panen bisa menghasilkan 100 hingga 150 buah per pohon dengan harga jual Rp 8.000,00 sampai Rp 10.000,00 per buah tergantung besar kecilnya buah jeruk. (Suara Merdeka - rs.infoBlora)
"Desa Tempelmahbang kedepannya cukup potensi untuk dijadikan sentra buah, terutama jenis njeruk bali serta buah lainnya, karena struktur tanahnya yang mendukung untuk ditanami buah-buahan," tandas Kepala UPTD Pertanian Kecamatan Jepon, Priyo Triyanto, kemarin.
Dengan hasil minimal 1 juta per pohon, saat ini petani di Desa Tempelmahbang Jepon dan Desa Bogorejo sedang menikmati panen jeruk bali. Hasilnya kebanyakan dijual di sepanjang jalan raya Blora-Cepu.
Ketua Kelompok Tani Sendang Makmur Desa Tempelmahbang, Sumarjo menjelaskan setiap warga di desanya saat ini minimal mempunyai 5-10 pohon jeruk bali yang ditanam di pekarangannya. "Sayang tanaman jeruk bali ini belum banyak dikembangkan sebagai perkebunan karena terbatasnya bibit dan sering mati karena terkena penyakit," jelasnya.
Menurut pengamat hama di Kecamatan Jepon, Suharno, "Nama penyakitnya Citrus Vein Phloem Degeneration yang disebabkan serangan bakteri Liberobacter asiaticum. Adapun cara pengendaliannya harus dengan racun kimia yang dianjurkan," ujarnya.
Untuk setiap pohon jeruk dalam sekali waktu musim panen bisa menghasilkan 100 hingga 150 buah per pohon dengan harga jual Rp 8.000,00 sampai Rp 10.000,00 per buah tergantung besar kecilnya buah jeruk. (Suara Merdeka - rs.infoBlora)
0 komentar:
Posting Komentar