Gambar : Rombongan Bupati saat meninjau Jalan Desa di Ds.Nglungger Kec.Kradenan yang terancam longsor tergerus derasnya arus banjir Bengawan Solo beberapa waktu lalu.
BLORA, Terjadinya banjir awal bulan April lalu membawa banyak kerugian di wilayah Kabupaten Blora. Terutama kerusakan infrastruktur di wilayah Kecamatan Cepu, Kedungtuban dan Kradenan yang dilanda banjir luapan Sungai Bengawan Solo. Selain banjir Bengawan Solo, beberapa infrastruktur di wilayah Blora yang lain juga rusak karena diterjang derasnya arus sungai saat curah hujan tinggi.
Di Kecamatan Kradenan longsoran Bengawan Solo mengancam rumah warga, jalan desa pun hampir putus karena tergerus arus sungai. Begitu pula di Kedungtuban dan Cepu. Hal ini perlu penanganan yang serius agar pada tahun mendatang banjir Bengawan Solo dapat dikendalikan.
Derasnya arus sungai saat curah hujan tinggi juga mengakibatkan Jembatan Codong di Kelurahan Pilang Randublatung putus sehingga lalu lintas warga terkendala karena harus memutar lebih jauh. Talud jalan Desa Sumurboto Jepon juga longsor karena tergerus derasnya arus sungai di desa setempat.
"Untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak akibat banjir sebanyak itu dana yang ada di Blora tidak cukup menjangkau semua sehingga Pemkab akan ajukan bantuan perbaikan infrastruktur ke Pemerintah Pusat" kata Kunto Aji, Kepala Humas dan Protokol Setda Blora kemarin (29/4).
Bentuk BPBD
Ketua KNPI Blora, Siswanto terus mendesak agar Pemkab Blora segera bentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) agar terjadinya bencana alam di Kabupaten Blora dapat ditangani secara maksimal. Sampai saat ini Blora merupakan salah satu kabupaten yang belum mempunyai BPBD. Penanganan terjadinya bencana alam masih digabung dengan Satpol PP sehingga penanganannya kurang maksimal.
Memang terdengar kabar Pemkab telah ajukan Raperda Pembentukan BPBD ke DPRD Blora, namun sampai saat ini belum ada hasilnya perda tersebut. (rs-infoblora)
BLORA, Terjadinya banjir awal bulan April lalu membawa banyak kerugian di wilayah Kabupaten Blora. Terutama kerusakan infrastruktur di wilayah Kecamatan Cepu, Kedungtuban dan Kradenan yang dilanda banjir luapan Sungai Bengawan Solo. Selain banjir Bengawan Solo, beberapa infrastruktur di wilayah Blora yang lain juga rusak karena diterjang derasnya arus sungai saat curah hujan tinggi.
Di Kecamatan Kradenan longsoran Bengawan Solo mengancam rumah warga, jalan desa pun hampir putus karena tergerus arus sungai. Begitu pula di Kedungtuban dan Cepu. Hal ini perlu penanganan yang serius agar pada tahun mendatang banjir Bengawan Solo dapat dikendalikan.
Derasnya arus sungai saat curah hujan tinggi juga mengakibatkan Jembatan Codong di Kelurahan Pilang Randublatung putus sehingga lalu lintas warga terkendala karena harus memutar lebih jauh. Talud jalan Desa Sumurboto Jepon juga longsor karena tergerus derasnya arus sungai di desa setempat.
"Untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak akibat banjir sebanyak itu dana yang ada di Blora tidak cukup menjangkau semua sehingga Pemkab akan ajukan bantuan perbaikan infrastruktur ke Pemerintah Pusat" kata Kunto Aji, Kepala Humas dan Protokol Setda Blora kemarin (29/4).
Bentuk BPBD
Ketua KNPI Blora, Siswanto terus mendesak agar Pemkab Blora segera bentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) agar terjadinya bencana alam di Kabupaten Blora dapat ditangani secara maksimal. Sampai saat ini Blora merupakan salah satu kabupaten yang belum mempunyai BPBD. Penanganan terjadinya bencana alam masih digabung dengan Satpol PP sehingga penanganannya kurang maksimal.
Memang terdengar kabar Pemkab telah ajukan Raperda Pembentukan BPBD ke DPRD Blora, namun sampai saat ini belum ada hasilnya perda tersebut. (rs-infoblora)
0 komentar:
Posting Komentar