BLORA - Sulitnya mencari BBM jenis Premium di sejumlah Satuan Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Blora, mengakibatkan masyarakat mengeluh. Apalagi selama ini masyarakat mengandalkan Premium untuk aktivitas sehari-hari.
Meski premium tidak ada di SPBU, ternyata masih banyak masyarakat membeli dengan jerigen yang tetap antre.
Sementara para pengendara sepeda motor juga beralih membeli BBM jenis Pertamax dengan harga Rp 10.300, padahal sebelumnya pembeli Pertamax relatif sedikit. Namun sejak kemarin, sepeda motor mulai antre untuk mendapatkan Pertamax.
"Mau gimana lagi, sudah sampai SPBU bensin habis, terpaksa isi Pertamax saja. Yang penting motor dapat berjalan," kata Andri warga Karangjati Blora kepada Suara Merdeka saat antre di SPBU Karangjati Blora, Selasa (30/4).
Andri mengakui sejak Minggu memang premium sulit didapatkan, kalau pun ada itu di pedagang eceran.
Bahkan dia sempat membeli di pedagang eceran dengan harga Rp 8.000 perliter. Namun dia heran, mengapa di pedagang eceran malah banyak dijual, sementara di SPBU sudah habis. "Harusnya pembeli jerigen jangan dilayani dulu," keluhnya.
Beri Tanda
Di SPBU Karangjati, petugas memberikan tanda Premium menunggu kiriman, adapun untuk Pertamax dipasang harga perliternya dengan kertas Karton. Sejak Selasa (30/4) pagi terlihat antrean cukup panjang di bagian Pertamax, khusunya sepeda motor, sedangkan mobil hanya beberapa. Sementara di bagian Premium tetap saja ada yang antre, meski belum jelas datangnya.
Kalau di SPBU Karangjati Premium habis, di SPBU Ngawen terjadi antrian panjang. Sedangkan di SPBU Bangkle justru kebalikannya, jenis Premium ada dan diserbu kendaraan, baik roda dua dan empat, sehingga dalam sekejap langsung habis.
Hal yang sama terjadi di SPBU Tamanrejo, Kecamatan Tunjungan, SPBU Medang dan SPBU Tempellemahbang, Kecamatan Jepon. Antrean terlihat cukup banyak, selain di bagian Premium juga bagian Pertamax dipenuhi kendaraan. "Sejak kemarin banyak yang mengisi pertamax, karena bensin habis," kata Gunawan petugas SPBU Tempellemahbang. (gie-32,88) - (Suara Merdeka - infoBlora)
Meski premium tidak ada di SPBU, ternyata masih banyak masyarakat membeli dengan jerigen yang tetap antre.
Sementara para pengendara sepeda motor juga beralih membeli BBM jenis Pertamax dengan harga Rp 10.300, padahal sebelumnya pembeli Pertamax relatif sedikit. Namun sejak kemarin, sepeda motor mulai antre untuk mendapatkan Pertamax.
"Mau gimana lagi, sudah sampai SPBU bensin habis, terpaksa isi Pertamax saja. Yang penting motor dapat berjalan," kata Andri warga Karangjati Blora kepada Suara Merdeka saat antre di SPBU Karangjati Blora, Selasa (30/4).
Andri mengakui sejak Minggu memang premium sulit didapatkan, kalau pun ada itu di pedagang eceran.
Bahkan dia sempat membeli di pedagang eceran dengan harga Rp 8.000 perliter. Namun dia heran, mengapa di pedagang eceran malah banyak dijual, sementara di SPBU sudah habis. "Harusnya pembeli jerigen jangan dilayani dulu," keluhnya.
Beri Tanda
Di SPBU Karangjati, petugas memberikan tanda Premium menunggu kiriman, adapun untuk Pertamax dipasang harga perliternya dengan kertas Karton. Sejak Selasa (30/4) pagi terlihat antrean cukup panjang di bagian Pertamax, khusunya sepeda motor, sedangkan mobil hanya beberapa. Sementara di bagian Premium tetap saja ada yang antre, meski belum jelas datangnya.
Kalau di SPBU Karangjati Premium habis, di SPBU Ngawen terjadi antrian panjang. Sedangkan di SPBU Bangkle justru kebalikannya, jenis Premium ada dan diserbu kendaraan, baik roda dua dan empat, sehingga dalam sekejap langsung habis.
Hal yang sama terjadi di SPBU Tamanrejo, Kecamatan Tunjungan, SPBU Medang dan SPBU Tempellemahbang, Kecamatan Jepon. Antrean terlihat cukup banyak, selain di bagian Premium juga bagian Pertamax dipenuhi kendaraan. "Sejak kemarin banyak yang mengisi pertamax, karena bensin habis," kata Gunawan petugas SPBU Tempellemahbang. (gie-32,88) - (Suara Merdeka - infoBlora)
0 komentar:
Posting Komentar