BLORA. Puluhan petani yang ada di Dukuh Greneng, Desa Tunjungan, Kecamatan Tunjungan, Blora terpaksa harus memperbaiki sendiri tanggul saluran irigasi Waduk Greneng yang jebol dengan terpal plastik yang biasa untuk jemur gabah.
Parahnya jebolnya saluran irigasi tersebut sudah berlangsung selama dua tahun lalu. Akibatnya saat musim hujan air banyak yang meluber sampai menggenangi jalan disekelilingnya dan padi di sawah terendam.
Salah seorang Petani, Sunari mengatakan, jebolnya tanggul irigasi yang ada itu sangat menyusahkan pemilik sawah, sebab saat air sedikit beberapa sawah tidak kebagian air, dan saat air banyak di musim penghujan malah merendam seluruh tanaman yang ada disekitarnya.
"Sudah dua tahun ini sudah tidak ada perbaikan, kami terpaksa memberikan terpal dan membelokkan aliran karena tanggul irigasi yang lama sudah tertutup, " kata Sunari.
"Para Petani juga sudah melaporkan hal ini kepada Desa dan Camat, tetapi hingga saat ini belum ada tindakan perbaikan, jadi kami para petani yang repot," kata Muri, Petani lainnya.
Menurutnya tanggul irigasi yang berasal dari Waduk Greneng itu sebenarnya sudah pernah diperbaiki, tetapi pada tahun 2008 dan 2011, saat itu dananya dari Komite Investasi Desa (KID).
Bersifat Sementara
Saat ini dengan hanya diberikan terpal plastik yang sifatnya hanya sementara, karena air sering mbrobos keluar. Selama ini dirinya sudah tiga kali mengganti terpal plastik tersebut. Dia memastikan panjang tanggul irigasi yang jebol sekitar 15 meter di bagian utara sedangkan bagian selatan sekitar 8 meter. "Kami minta Pemkab atau Dinas terkait bisa segera memperbaiki" pintanya.
Sementara itu, Aktivis dari LSM Laskar Ampera Blora, SInggih Hartono yang juga merupakan mantan anggota DPRD periode 2004-2009 ikut mempertanyakan hal itu. Karena itu pada waktu dekat ini akan mencari informasi tentang instansi mana yang bertanggungjawab, sehingga bisa segera diperbaiki. "Ini keterlaluan, sudah tahu tanggul jebol malah dibiarkan," kata Singgih, Senin (20/5) kemarin (Suara Merdeka - infoBlora)
Parahnya jebolnya saluran irigasi tersebut sudah berlangsung selama dua tahun lalu. Akibatnya saat musim hujan air banyak yang meluber sampai menggenangi jalan disekelilingnya dan padi di sawah terendam.
Salah seorang Petani, Sunari mengatakan, jebolnya tanggul irigasi yang ada itu sangat menyusahkan pemilik sawah, sebab saat air sedikit beberapa sawah tidak kebagian air, dan saat air banyak di musim penghujan malah merendam seluruh tanaman yang ada disekitarnya.
"Sudah dua tahun ini sudah tidak ada perbaikan, kami terpaksa memberikan terpal dan membelokkan aliran karena tanggul irigasi yang lama sudah tertutup, " kata Sunari.
"Para Petani juga sudah melaporkan hal ini kepada Desa dan Camat, tetapi hingga saat ini belum ada tindakan perbaikan, jadi kami para petani yang repot," kata Muri, Petani lainnya.
Menurutnya tanggul irigasi yang berasal dari Waduk Greneng itu sebenarnya sudah pernah diperbaiki, tetapi pada tahun 2008 dan 2011, saat itu dananya dari Komite Investasi Desa (KID).
Bersifat Sementara
Saat ini dengan hanya diberikan terpal plastik yang sifatnya hanya sementara, karena air sering mbrobos keluar. Selama ini dirinya sudah tiga kali mengganti terpal plastik tersebut. Dia memastikan panjang tanggul irigasi yang jebol sekitar 15 meter di bagian utara sedangkan bagian selatan sekitar 8 meter. "Kami minta Pemkab atau Dinas terkait bisa segera memperbaiki" pintanya.
Sementara itu, Aktivis dari LSM Laskar Ampera Blora, SInggih Hartono yang juga merupakan mantan anggota DPRD periode 2004-2009 ikut mempertanyakan hal itu. Karena itu pada waktu dekat ini akan mencari informasi tentang instansi mana yang bertanggungjawab, sehingga bisa segera diperbaiki. "Ini keterlaluan, sudah tahu tanggul jebol malah dibiarkan," kata Singgih, Senin (20/5) kemarin (Suara Merdeka - infoBlora)
0 komentar:
Posting Komentar