BLORA, - Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium masih saja terjadi di Blora. Hal itu terlihat dari sejumlah Satuan Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang memasang tanda Premium dalam pengiriman, Rabu (1/5).
Sehingga para penjual eceran harus menumpuk jerigennya di tepi SPBU, sedangkan sebagian pengendara sepeda motor atau mobil terpaksa membeli Pertamax.
Menurut Petugas SPBU Karangjati Blora, Soekardjo kelangkaan premium terjadi sejak Minggu (26/4). Hal itu dikarenakan jumlah pasokan Premium yang dikirim mengalami pengurangan kuota.
"Saat ini kami selalu di kirim 8.000 kilo liter setiap harinya, padahal yang kami minta adalah 16.000 kilo liter," ujar Soekarjo.
Dia mengatakan setiap hari selalu mengusulkan sebanyak 16 ribu kilo liter (KL), hal itu sesuai dengan kebutuhan rata-rata konsumsi Premium yang ada di SPBU Karangjati.
Menurutnya, kelangkaan premium terjadi karena BBM yang dikirim di bawah kuota. Soekarjo menuturkan, setiap pasokan Premium yang datang habis diserbu antrian kendaraan dalam sekejap. "Antrian panjang biasanya sampai sekitar lima jam, tapi kalau ada penjual eceran tidak sampai lama," tandasnya.
Dia mengeluhkan selain pasokan yang dikurangi, jam kedatangan mobil tangki juga tidak tentu. "Kadang siang, sore, bahkan malam atau dini hari, padahal yang antri sudah banyak," tambahnya.
Dwi Andri Saputro warga Kelurahan Karangjati Blora mengeluhkan saat ini sudah empat hari premium sulit ditemukan di sejumlah SPBU. Kalaupaun BBM tersedia, dia terpaksa antri cukup lama hanya untuk mendapatkan 2-3 liter.
"Sejak hari Minggu sampai sekarang kami kesulitan mencari premium, di eceran haraganya mahal mencapai Rp7.000 bahkan ada yang Rp8.000," katanya.
( Sugie Rusyono / CN33 / JBSM )-(Suara Merdeka - infoBlora)
Sehingga para penjual eceran harus menumpuk jerigennya di tepi SPBU, sedangkan sebagian pengendara sepeda motor atau mobil terpaksa membeli Pertamax.
Menurut Petugas SPBU Karangjati Blora, Soekardjo kelangkaan premium terjadi sejak Minggu (26/4). Hal itu dikarenakan jumlah pasokan Premium yang dikirim mengalami pengurangan kuota.
"Saat ini kami selalu di kirim 8.000 kilo liter setiap harinya, padahal yang kami minta adalah 16.000 kilo liter," ujar Soekarjo.
Dia mengatakan setiap hari selalu mengusulkan sebanyak 16 ribu kilo liter (KL), hal itu sesuai dengan kebutuhan rata-rata konsumsi Premium yang ada di SPBU Karangjati.
Menurutnya, kelangkaan premium terjadi karena BBM yang dikirim di bawah kuota. Soekarjo menuturkan, setiap pasokan Premium yang datang habis diserbu antrian kendaraan dalam sekejap. "Antrian panjang biasanya sampai sekitar lima jam, tapi kalau ada penjual eceran tidak sampai lama," tandasnya.
Dia mengeluhkan selain pasokan yang dikurangi, jam kedatangan mobil tangki juga tidak tentu. "Kadang siang, sore, bahkan malam atau dini hari, padahal yang antri sudah banyak," tambahnya.
Dwi Andri Saputro warga Kelurahan Karangjati Blora mengeluhkan saat ini sudah empat hari premium sulit ditemukan di sejumlah SPBU. Kalaupaun BBM tersedia, dia terpaksa antri cukup lama hanya untuk mendapatkan 2-3 liter.
"Sejak hari Minggu sampai sekarang kami kesulitan mencari premium, di eceran haraganya mahal mencapai Rp7.000 bahkan ada yang Rp8.000," katanya.
( Sugie Rusyono / CN33 / JBSM )-(Suara Merdeka - infoBlora)
0 komentar:
Posting Komentar