BLORA. Kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) terus dilakukan Pemkab Blora. Program yang sudah beberapa tahun dilaksanakan itu, pada tahun ini akan dilanjutkan.
"Untuk tahun ini sebanyak 20 desa dan kelurahan di Blora ditetapkan menjadi sasaran program nasional tersebut," ujar Kepala Kantor Ketahanan Pangan (KKP), Gundala Wejasena, Sabtu (4/5).
Ke-20 desa dan kelurahan itu adalah Kelurahan Karangjati, Desa Plantungan, Desa Waru, Desa Puledagel, Desa Nglebur, dan Desa Sambongrejo. Selain itu juga Desa Brabowan, Desa Ngraho, Desa Medalem, Desa Mojorembun, Desa Ngliron, Desa Buluroto, Desa Keser, Desa Tutup, Desa Wantilgung dan Desa Bakah serta Desa Cokrowati.
Menurut Gundala Wejasena, agar pelaksanaan kegiatan P2KP di desa dan kelurahan itu berhasil dengan baik, pihaknya menggelar pelatihan pendamping P2KP. "Pelatihan dilaksanakan belum lama ini," tandasnya.
Lebih lanjut Gundala Wejasena yang juga dokter hewan alumnus UGM Yogyakarta menjelaskan kegiatan P2KP meliputi optimalisasi pekarangan baik berupa demplot di halaman rumah warga maupun pekarangan sekolah ataupun tegalan. Selain itu juga pengadaan alat untuk pengolahan pangan lokal serta kebun bibit.
Menurutnya, penganekaragaman konsumsi pangan akan memberi dorongan dan insentif pada penyediaan produk pangan yang lebih beragam dan aman untuk dikonsumsi. Termasuk produk pangan yang berbasis sumber daya lokal.
Dari sisi aktivitas produksi, tuturnya, penganekaragaman konsumsi pangan dapat meminimalkan risiko usaha pola monokultur (hanya menanam padi), meredam gejolak harga, serta mengurangi gangguan kehidupan biota di suatu kawasan. Selain itu, meningkatkan pendapatan dan menunjang pelestarian sumber daya alam.
"Di Blora, program P2KP selama ini cukup berhasil. Yakni dengan makin banyak diproduksi makanan yang bergizi tinggi dan beraneragam oleh petani sehingga bisa menambah pendapatan keluarga," ujarnya.
( Abdul Muiz / CN38 / JBSM ) - (Suara Merdeka - dok.infoBlora.com)
"Untuk tahun ini sebanyak 20 desa dan kelurahan di Blora ditetapkan menjadi sasaran program nasional tersebut," ujar Kepala Kantor Ketahanan Pangan (KKP), Gundala Wejasena, Sabtu (4/5).
Ke-20 desa dan kelurahan itu adalah Kelurahan Karangjati, Desa Plantungan, Desa Waru, Desa Puledagel, Desa Nglebur, dan Desa Sambongrejo. Selain itu juga Desa Brabowan, Desa Ngraho, Desa Medalem, Desa Mojorembun, Desa Ngliron, Desa Buluroto, Desa Keser, Desa Tutup, Desa Wantilgung dan Desa Bakah serta Desa Cokrowati.
Menurut Gundala Wejasena, agar pelaksanaan kegiatan P2KP di desa dan kelurahan itu berhasil dengan baik, pihaknya menggelar pelatihan pendamping P2KP. "Pelatihan dilaksanakan belum lama ini," tandasnya.
Lebih lanjut Gundala Wejasena yang juga dokter hewan alumnus UGM Yogyakarta menjelaskan kegiatan P2KP meliputi optimalisasi pekarangan baik berupa demplot di halaman rumah warga maupun pekarangan sekolah ataupun tegalan. Selain itu juga pengadaan alat untuk pengolahan pangan lokal serta kebun bibit.
Menurutnya, penganekaragaman konsumsi pangan akan memberi dorongan dan insentif pada penyediaan produk pangan yang lebih beragam dan aman untuk dikonsumsi. Termasuk produk pangan yang berbasis sumber daya lokal.
Dari sisi aktivitas produksi, tuturnya, penganekaragaman konsumsi pangan dapat meminimalkan risiko usaha pola monokultur (hanya menanam padi), meredam gejolak harga, serta mengurangi gangguan kehidupan biota di suatu kawasan. Selain itu, meningkatkan pendapatan dan menunjang pelestarian sumber daya alam.
"Di Blora, program P2KP selama ini cukup berhasil. Yakni dengan makin banyak diproduksi makanan yang bergizi tinggi dan beraneragam oleh petani sehingga bisa menambah pendapatan keluarga," ujarnya.
( Abdul Muiz / CN38 / JBSM ) - (Suara Merdeka - dok.infoBlora.com)
0 komentar:
Posting Komentar