Selasa, 12 Februari 2013

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perum Perhutani Cepu

11.06

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perum Perhutani Cepu

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perum Perhutani Cepu



Alamat : Jl.Wonosari Batokan Tromol Pos 6, Cepu 58302
Telepon : (0296) 421233
Fax. : (0296) 422439
Website : www.puslitbangsdh.perumperhutani.com


Dibangun sebagai Pusat Penelitian dan Pengembanga Jati pada tanggal 5 Februari 1998. Awal berdirinya dipusatkan untuk penelitian dan pengembangan jati. Pada Oktober 2005 berubah menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Perum Perhutani. Kegiatannya meliputi: Melaksanakan hasil penelitian , memberi rekomendasi dan kritik yang membangun bagi atasan untuk mengatasi permasalahan yang timbul pada Perusahaan guna mencapai pengelolaan hutan berkelanjutan.

Penelitian dan Pengembangan meliputi 4 aspek :

  • Sumber Daya hutan
  • Lingkungan, Sosial, Ekonomi
  • Bioteknologi
  • Produksi, industri, pemasaran dan manajemen

TUGAS POKOK PUSLITBANG
1. Penelitian
A. SILVIKULTUR DAN PEMULIAAN POHON
* Silvikultur Meliputi : Budidaya tanaman hutan, hama dan penyakit.
* Pemuliaan Pohon dilakukan secara Konvensional dan Bioteknologi.
Tujuan dari Pemuliaan Pohon adalah untuk mendapatkan suatu
tegakan yang mempunyai produktifitas hutan yang tinggi dan
bermanfaat bagi Perusahaan serta masyarakat.

Pemuliaan pohon dilaksanakan tidak hanya pada tanaman jati tetapi
juga tanaman selain jati yaitu Pinus dan Sengon
Konvensional
1. JATI (Tectona grandis)
* Pohon Plus, merupakan materi genetik yang mempunyai
fenotipe terbaik dalam suatu tegakan dibandingkan dengan
pohon disekitarnya.
* Seleksi awal dilakukan tahun 1981 menemukan Pohon Plus Jati
sebanyak 600 pohon (Berasal dari Jawa dan Luar Jawa).

Kriteria Pohon Plus Jati :
- Produktifitas : dominan tinggi dan diameter.
- Kualitas : Tinggi bebas cabang 12 – 16 m,
kemampuan meluruhkan cabang, tidak
berbuncak, tidak berbanir, serat lurus
- Resistensi / tahan terhadap hama dan penyakit.
* Tanaman Uji Keturunan (secara generatif)
* Tanaman Uji Klon (secara vegetatif)
* Tahun 1983 dilakukan pengamanan materi genetik (300 pohon
plus asal Jawa) dengan pembangunan bank klon (KPH Cepu,
Saradan , Bojonegoro).
* Tahun 1983 dilakukan pembangunan Kebun Benih Klonal (KBK)
di KPH Padangan, Cepu dan Randublatung dengan tujuan
sebagai sumber benih jati untested (belum terseleksi).
* Tahun 2008 dilakukan pemandulan terhadap klon-klon yang
kinerja pertumbuhannya kurang bagus berdasarkan uji
keturunan.
* Tahun 2004 membangun KBK tested (terseleksi) di KPH Cepu
berdasarkan hasil uji keturunan.

2. PINUS (Pinus merkusii)
* Seleksi awal pohon elite Pinus merkusii dilakukan sejak tahun
1976 dan telah ditemukan 288 famili.
* Dilanjutkan dengan pembangunan Kebun Benih Semai
(KBS) di Sempolan, Baturaden dan Sumedang.
* Tahun 2002 dilakukan seleksi pohon Pinus merkusii
Bocor Getah, sampai dengan tahun 2009 telah diperoleh
1.085 famili pohon Pinus Bocor Getah (dari 3 lokasi KBS, hutan
pinus di Jawa dan Sulawesi Selatan).
Kriteria Pohon Pinus Bocor Getah adalah mampu menghasilkan
getah minimal 50 gr /phn/3 hari (produksi saat ini rata-rata 7
gr/phn/hari).
* Tahun 2007 – 2009 dibangun Tanaman Uji Keturunan
Pinus Bocor Getah di KPH Banyumas Barat (75 Ha).

3. SENGON (Falcataria moluccana)
* Populasi dasar (Materi Pemuliaan) 100 seedlot dari Solomon dan
seluruh Indonesia yang dikoleksi sejak tahun 1991
* Tahun 2009 dilakukan pembangunan Kebun Benih Semai (KBS
Candiroto dan Ambulu).

Bioteknologi
1. Laboratorium Kultur Jaringan
* Tujuannya untuk mendapatkan tanaman baru yang diharapkan
sama dengan induknya dan mengetahui klon-klon yang dapat
menghasilkan kualitas tanaman terbaik serta mengetahui variasi
somaklonal yang terjadi dari berbagai tahapan multiplikasi.
* Kegiatan penelitian dengan Uji Multiplikasi Kultur Jaringan
(in-vitro) dilakukan dengan pengambilan materi dari pucuk apikal
atau lateral dari pohon plus atau kebun pangkas.

2. Laboratorium Biologi Seluler
* Tujuannya untuk mendapatkan tanaman jati unggul (3n/Triploid
= generatif mandul) sekaligus mengontrol persilangan dan sifat
tetua yang diinginkan serta mendukung program pemuliaan
pohon dengan jalan memperluas basic genetik di lapangan.
* Kegiatan penelitian dengan Pendekatan Perakitan Jati Unggul /
Fusi protoplas, melalui tahap Optimalisasi Multiplikasi Embrio
Somatik dan Penggandaan Kromosom Jati.

3. Laboratorium Genetika Molekuler
* Tujuannya untuk mendapatkan penanda genetik baik morfologi
atau anatomi maupun penanda untuk seleksi dasar pemuliaan
pohon, serta untuk pengamanan materi genetik.
* Kegiatan penelitian ini adalah melakukan Seleksi dan Identifikasi
Sidik Jari dan Sidik Ragam DNA melalui Random Amplified
Polymorphisme DNA (RAPD).

B. MANAJEMEN DAN LINGKUNGAN
*. Produksi, Industri dan Pemasaran :
Kajian untuk produksi, industri dan pemasaran
* Agroforestry dan Kehutanan Masyarakat :
Pengembangan agroforestry dan kehutanan masyarakat
* Ekowisata dan Jasa lingkungan :
Kajian potensi wanawisata di wilayah Perum Perhutani

2. Pengembangan
A.Pengembangan Hasil Penelitian
Pemuliaan Pohon dan Silvikultur
1. Tanaman Jati Prospektif
a. Dibangun berdasarkan evaluasi hasil penelitian silvikultur
sebelumnya (gebrus, jarak tanam, dosis pupuk), dengan bibit
bergenetik unggul hasil pemuliaan pohon, yang tidak
meninggalkan aspek sosial ekonomi masyarakat.
b. Materi yang digunakan famili terbaik uji keturunan jati dan uji
klon.
c. Pada tahun 2004 dilakukan di KPH (Purwakarta, Indramayu,
Kendal, Randublatung, Cepu, Ngawi, dan Saradan) seluas 600
ha.
d. Tahun 2005 seluas 300 ha.

2. Tanaman Perhutanan Klon Melalui Silvikultur Intensif (SILIN)
* Merupakan pertanaman yang dibangun berasal dari bibit unggul
hasil pembiakan vegetatif (Kultur jaringan, stek pucuk,dll)dengan
perlakuan lingkungan (Persiapan lapangan, pemupukan,
pemeliharaan dan perlindungan)
* Perhutanan klon dimulai tahun 2003 di KPH Pemalang dan Ngawi.
* Tahun 2004 dilakukan di 5 KPH (Pemalang, Kebonharjo, Tuban,
Ngawi Nganjuk dan Probolinggo).
* Bibit berasal dari klon unggul asal stek pucuk yang dipadu dengan
praktek silvikultur yang benar.
* Di KPH Pemalang Pertumbuhan seragam, umur 6 tahun tinggi
rerata 21 m, diameter rerata 19 cm, diameter terbesar 29 cm,
volume 93 m3/ha
* Penanaman Perhutanan Klon direncanakan setiap tahun sebesar
20.000 ha

3. Pengembangan Kebun Pangkas Jati
• Fungsi dari kebun pangkas adalah untuk menyediaakan materi
produksi bibit stek pucuk.
• Luas Kebun Pangkas Jati di Cepu seluas 0,65 ha, dengan
kapasitas produksi 650.000 plc bibit. Yang diproduksi adalah bibit
stek pucuk dari PHT I & II, merupakan bibit yang sudah
mendapatkan sertifikat varietas tanaman dari Menteri Pertanian
pada bulan November tahun 2009.
• Di beberapa KPH juga dibangun kebun pangkas seluas 24 ha
dengan kapasitas produksi sekitar 24 juta plances.

4. Pengembangan Tanaman Pinus Bocor Getah
• Dalam kegiatan program pemuliaan pohon pinus bocor getah
sudah dilakukan eksplorasi pohon pinus dengan produktifitas
diatas 50 gr/3 hari.
• Pada tahun 2007 dibangun tegakan pinus bocor getah berasal
dari benih hasil eksplorasi.
• Tujuan pengembangan pohon pinus bocor getah untuk
mendapatkan tegakan pinus bocor getah.

5. Pengembangan Tanaman Kayu Putih Asal Kebun Benih Uji
Keturunan
• Untuk meningkatkan produktivitas kayu putih dilakukan upaya
pemuliaan tanaman kayu putih dengan kadar cineole dan
rendemen minyak kayu putih (MKP) yang tinggi.
• Kebun Benih Semai Hasil Uji Keturunan tanaman kayu putih ada
di 3 (tiga) lokasi yaitu :
- Petak 41 RPH Sukun, BKPH Sukun , KPH Madiun, tahun tanam
2000.
- Petak 42 RPH Kedungtawing, BKPH Juworo, KPH Gundih, tahun
tanam 2001.
- Petak 1048 RPH Kejalen, BKPH Ledok , KPH Madiun, tahun
tanam 2002.
• Rencana rehabilitasi hutan produksi tanaman kayu putih dengan
benih asal Kebun Benih Semai Hasil Uji Keturunan seluas
15.000 ha.

Manajemen SDH
- Produksi Tablet dan Alginat Ektomikoriza
- Percobaan Inokulasi Tanaman Gaharu
- Sertifikat PVT untuk klon jati PHT I dan PHT II
- Silvikultur Intensif (Silin) :
* Bibit Unggul
* Persiapan Lapangan
* Pemupukan
* Pemeliharaan Tanaman
* Perlindungan

B. Perbenihan
1. Kebun Benih Klonal (KBK) Jati
Kebun Benih Klonal adalah kebun benih yang dibangun melalui
pembiakan vegetatif (bud grafting) pohon plus dengan maksud
untuk menghasilkan benih yang terjamin kualitasnya.
Pembangunan Kebun Benih Klonal (KBK) tahun 1982 s/d 2005 :
- KBK Sekaran : luas 600 ha, potensi benih 15 ton/th
- KBK Randublatung : luas 172 ha, potensi benih 2 ton/th
- KBK Padangan : luas 650 ha, potensi benih 8 ton/th

2. Kebun Benih Semai (KBS) Pinus
Tujuannya untuk menghasilkan benih pinus terseleksi
Pembangunan Kebun Benih Semai (KBS) Pinus dilaksanakan tahun
1978 s/d 1983 :
- KBS Sempolan : luas 96 ha, potensi benih 500 kg/th
- KBS Baturaden : luas 96 ha, potensi benih 500 kg/th
- KBS Sumedang : luas 75 ha, potensi benih 300 kg/th

3. Kebun Benih Semai Hasil Uji Keturunan Tanaman Kayu Putih
Kebun Benih Kayu Putih dimaksudkan untuk meningkatkan
produktivitas kayu putih yaitu dengan melakukan upaya pemuliaan
kayu putih, diantaranya dengan membangun uji keturunan di 3
lokasi (Gundih, Cepu dan Madiun) selanjutnya pertanaman hasil uji
keturunan dikonversi menjadi Kebun Benih Semai kayu Putih.
Pembangunan Kebun Benih Uji Keturunan (KBUK) Kayu Putih tahun
2001
- KBUK Cepu : luas 1 ha, potensi benih 2 kg/th
- KBUK Gundih : luas 1,5 ha, potensi benih 3 kg/th
- KBUK Madiun : luas 1,5 ha, potensi benih 3 kg/th

KEBUN KOLEKSI
Arboretum Jati
* Areal koleksi tanaman jati yang pengelompokannya didasarkan
atas taksonominya.
* Plot demo variasi genetik dan adaptasi varians dari masing- masing
jenis tanaman.
* 32 varian jati

Kebun Konservasi Rimba
* Sebagai kebun konservasi dan penyedia benih jenis-jenis rimba
lokal.
* 42 jenis (720 pohon)


Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 komentar:

Posting Komentar

 

© 2013 INFOBLA. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top