SMALL ENGLAND
Berdiri : Blora, 20 Agustus 2004
Pemilik :
Alamat :
Pusat :
Ds. Tamanrejo Dk. Maguan Rt. 003 Rw. 001 Kec. Tunjungan Kab. Blora
Telepon : 0296-533398
Cabang I :
Jl. Dr. Sutomo No. 25 Blora
Hp. 085 327 007 636
Cabang II :
Jl. Onggososro Rt. 005 Rw. 002 Kel. Randublatung Kab. Blora
Telepon : 085 226 995 325
Cabang III :
KelurahanTambakromo Rt 04/ Rw IV Cepu Kab. Blora
Sejarah Singkat berdirinya SMALL ENGLAND :
Sejarah awal berdirinya lembaga ini tidak bisa terpisah dari sejarah dari pendiri sekaligus pemilik LPK “SMALL ENGLAND”. Pada tanggal 30 Juli 2004, pemilik memutuskan untuk kembali ke Blora setelah lebih kurang 6 (enam) tahun menempuh pendidikan serta bekerja di Jombang Jawa Timur, hal tersebut juga dikarenakan permintaan dari orang tua. Angan-angan untuk mendirikan kursus bahasa Inggris di Blora sudah tergambar sejak masih aktif mengajar di Effective English Course (EEC) Jombang.
Dikarenakan tidak mempunyai lahan didaerah kota, serta tidak adanya modal untuk menyewa ataupun membeli tempat yang bisa dijadikan sebagai tempat mendirikan kursus (pada awal mendirikan kursus di belikan kursi plastik oleh guru EEC dari Jombang sebanyak 20 buah), maka dengan berbekal keyakinan serta doa akhirnya mendirikan lembaga kursus Bahasa Inggris di Desa Tamanrejo (sekarang menjadi kampus pusat SMALL ENGLAND) yang jaraknya berkisar kurang lebih 4,5 (empat setengah) Kilometer dari kota Blora (ke arah barat/Purwodadi).
Pada awal pendiriannya lembaga ini mengalami beberapa tantangan dari berbagai hal. Sikap “apatis” masyarakat sekitar dengan adanya kursus bahasa Inggris di desa, sikap pesimis terhadap kelangsungan kedepannya, hingga keraguan terhadap kemampuan pengajar, bahkan dari orang tua sendiri merasa pesimis dengan adanya kursus tersebut. Semua sikap negatif tersebut bukannya tanpa alasan, karena dilihat dari kursus-kursus yang ada di kota yang sulit berkembang, serta tingkat pendidikan masyarakat sekitar yang masih rendah (rata-rata lulus SMP).
Tanggal, 20 Agustus 2004 merupakan pertama kali siswa masuk mengikuti kursus, hingga sekarang tangggal tersebut dijadikan sebagai hari jadi SMALL ENGLAND. Jumlah siswa pertama kali ada 16 (enam belas) anak yang semuanya merupakan tetangga, dan saudara. Di awal-awal pendirian mengalami kendala dengan jumlah siswa karena hanya berkisar di bawah 20 siswa dengan biaya Rp. 15.000,-/siswa sangatlah tidak cukup, sehingga untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari terkadang harus meminjam terlebih dahulu kepada teman atau saudara, hal tersebut tidak menyurutkan niat untuk terus melanjutkan kelangsungan lembaga. Ternyata berkat kesabaran dan doa, serta disiplin sekarang jumlah siswa telah melebihi angka seratus.
Pada tahun ke dua (2) tepatnya tanggal 28 agustus 2006, berhasil mendirikan 2 cabang, yaitu cabang I Cepu dan cabang II Randublatung. Kedua tempat tersebut masih merupakan wilayah kabupaten Blora. Di tahun kedua ini siswa yang masih tercatat siswa di cabang cepu sebanyak 113 siswa, dan telah berhasil meluluskan sebanyak 116 alumni. Cabang Randublatung saat ini mencatat ada 68 siswa dan telah berhasil meluluskan siswa sejumlah 89 alumni. Kampus Blora sendiri telah berhasil meluluskan 549 alumni, sehingga total alumni yang telah di luluskan dari SMALL ENGLAND sebanyak 749 siswa.
Kampus pusat Blora telah memiliki gedung sendiri terdiri dua lantai, yang meliputi 6 ruang kelas (@ luas 30 m2), 1 kantor, I mushola dan 2 kamar mandi. Hal ini jauh dari kodisi 4 tahun yang lalu, yang menggunakan “garasi” berukuran 15 m2 sebagai ruang belajar. Di kampus cabang (Cepu – Randublatung) belum mempunyai tempat sendiri sehingga masih menyewa,dan masih memanfaatkan ruang tamu sebagai tempat belajar, sehingga masih jauh dari yang namanya tempat ideal, bahkan di cabang Randublatung rumah yang disewa masih berdinding kulit kayu jati (gelam). Tetapi hal itu tidak mengurangi semangat para siswa dan guru untuk belajar bahasa Inggris.
Sekarang kursus bahasa Inggris ini telah mampu menarik beberapa siswa dari Kab. Grobogan, Kab. Rembang dan Kab. Bojonegoro, serta telah mendidik beberapa kalangan yang berasal dari beberapa Instansi dan lembaga seperti Perhutani, sekolah-sekolah formal, PPT Migas, AKA Migas, Akademi Ronggolawe, lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Partai Politik, Rumah Sakit dan lain-lain untuk ikut belajar bersama dalam hal bahasa Inggris. Juga terdapat bebrapa siswa yang berasal dari Perguruan Tinggi (UMS,UGM,UNDIP,IPB,UDINUS,STAIN Kudus,IAIN Sunan Kalijaga, IAIN Wali songo serta beberapa lulusan PT lainnya).
Di sisi lain ternyata keberadaan kursus ini telah mampu memberikan sebuah motivasi sendiri kepada penduduk sekitar untuk berwirausaha, karena dengan adanya siswa yang banyak kini telah berdiri warung-warung yang menyediakan keperluan siswa mulai dari makanan dan dan peralatan belajar. Bahkan terdapat beberapa konterHandphone serta tambal ban yang didirikan oleh para pemuda desa sebagai usaha untuk mandiri. Disamping itu dari segi transportasi yang pada mulanya setiap lewat dari pukul 13.00 Wib, kendaraan umum telah sepi penumpang kini hingga sore hari masih terdapat kendaraan angkutan umum, yang menunggu kepulangan siswa/I yang kursus di SMALL ENGLAND (SE).
Dan juga telah sedikit merubah “paradigma” masyarakat sekitar yang dulunya hanya menyekolahkan anaknya hanya sampai SMP atau SMA, sekarang berusaha untuk menyekolahkan anaknya hingga ke Perguruan Tinggi walaupun dengan harapan anaknya bisa mendirikan lembaga kursus sendiri. Dan juga ada beberapa orang tua yang menyekolahkan anaknya ke Pondok Pesantren (Pontren), dengan harapan bisa pandai dalam hal agama. Karena melihat latar belakang pendiri SE dulunya belajar di Pontren dan hanya anak dari seorang petani serta pemain Kethoprak.
Selain itu SE juga selalu berusaha untuk berpartisipasi dalm setiap kegiatan yang diadakan oleh permerintah dari mulai desa, kecamatan, dan Kabupaten. Misalnya dengan turut serta aktif dalam setiap peringatan kemerdekaan RI, pameran pendidikan serta kegiatan kemasyarakatn lainnya seperti pembagian sembako kepada masyrakat sekitar, pemberian sumbangan ke Panti Asuhan, pemberian bantuan kepada korban banjir (ketika blora dilanda banjir tahun lalu), yang kesemuanya dilakukan bersama-sama dengan siswa dengan tujuan untuk membangkitkan jiwa sosial kepada siswa.
Berdiri : Blora, 20 Agustus 2004
Pemilik :
Alamat :
Pusat :
Ds. Tamanrejo Dk. Maguan Rt. 003 Rw. 001 Kec. Tunjungan Kab. Blora
Telepon : 0296-533398
Cabang I :
Jl. Dr. Sutomo No. 25 Blora
Hp. 085 327 007 636
Cabang II :
Jl. Onggososro Rt. 005 Rw. 002 Kel. Randublatung Kab. Blora
Telepon : 085 226 995 325
Cabang III :
KelurahanTambakromo Rt 04/ Rw IV Cepu Kab. Blora
Sejarah Singkat berdirinya SMALL ENGLAND :
Sejarah awal berdirinya lembaga ini tidak bisa terpisah dari sejarah dari pendiri sekaligus pemilik LPK “SMALL ENGLAND”. Pada tanggal 30 Juli 2004, pemilik memutuskan untuk kembali ke Blora setelah lebih kurang 6 (enam) tahun menempuh pendidikan serta bekerja di Jombang Jawa Timur, hal tersebut juga dikarenakan permintaan dari orang tua. Angan-angan untuk mendirikan kursus bahasa Inggris di Blora sudah tergambar sejak masih aktif mengajar di Effective English Course (EEC) Jombang.
Dikarenakan tidak mempunyai lahan didaerah kota, serta tidak adanya modal untuk menyewa ataupun membeli tempat yang bisa dijadikan sebagai tempat mendirikan kursus (pada awal mendirikan kursus di belikan kursi plastik oleh guru EEC dari Jombang sebanyak 20 buah), maka dengan berbekal keyakinan serta doa akhirnya mendirikan lembaga kursus Bahasa Inggris di Desa Tamanrejo (sekarang menjadi kampus pusat SMALL ENGLAND) yang jaraknya berkisar kurang lebih 4,5 (empat setengah) Kilometer dari kota Blora (ke arah barat/Purwodadi).
Pada awal pendiriannya lembaga ini mengalami beberapa tantangan dari berbagai hal. Sikap “apatis” masyarakat sekitar dengan adanya kursus bahasa Inggris di desa, sikap pesimis terhadap kelangsungan kedepannya, hingga keraguan terhadap kemampuan pengajar, bahkan dari orang tua sendiri merasa pesimis dengan adanya kursus tersebut. Semua sikap negatif tersebut bukannya tanpa alasan, karena dilihat dari kursus-kursus yang ada di kota yang sulit berkembang, serta tingkat pendidikan masyarakat sekitar yang masih rendah (rata-rata lulus SMP).
Tanggal, 20 Agustus 2004 merupakan pertama kali siswa masuk mengikuti kursus, hingga sekarang tangggal tersebut dijadikan sebagai hari jadi SMALL ENGLAND. Jumlah siswa pertama kali ada 16 (enam belas) anak yang semuanya merupakan tetangga, dan saudara. Di awal-awal pendirian mengalami kendala dengan jumlah siswa karena hanya berkisar di bawah 20 siswa dengan biaya Rp. 15.000,-/siswa sangatlah tidak cukup, sehingga untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari terkadang harus meminjam terlebih dahulu kepada teman atau saudara, hal tersebut tidak menyurutkan niat untuk terus melanjutkan kelangsungan lembaga. Ternyata berkat kesabaran dan doa, serta disiplin sekarang jumlah siswa telah melebihi angka seratus.
Pada tahun ke dua (2) tepatnya tanggal 28 agustus 2006, berhasil mendirikan 2 cabang, yaitu cabang I Cepu dan cabang II Randublatung. Kedua tempat tersebut masih merupakan wilayah kabupaten Blora. Di tahun kedua ini siswa yang masih tercatat siswa di cabang cepu sebanyak 113 siswa, dan telah berhasil meluluskan sebanyak 116 alumni. Cabang Randublatung saat ini mencatat ada 68 siswa dan telah berhasil meluluskan siswa sejumlah 89 alumni. Kampus Blora sendiri telah berhasil meluluskan 549 alumni, sehingga total alumni yang telah di luluskan dari SMALL ENGLAND sebanyak 749 siswa.
Kampus pusat Blora telah memiliki gedung sendiri terdiri dua lantai, yang meliputi 6 ruang kelas (@ luas 30 m2), 1 kantor, I mushola dan 2 kamar mandi. Hal ini jauh dari kodisi 4 tahun yang lalu, yang menggunakan “garasi” berukuran 15 m2 sebagai ruang belajar. Di kampus cabang (Cepu – Randublatung) belum mempunyai tempat sendiri sehingga masih menyewa,dan masih memanfaatkan ruang tamu sebagai tempat belajar, sehingga masih jauh dari yang namanya tempat ideal, bahkan di cabang Randublatung rumah yang disewa masih berdinding kulit kayu jati (gelam). Tetapi hal itu tidak mengurangi semangat para siswa dan guru untuk belajar bahasa Inggris.
Sekarang kursus bahasa Inggris ini telah mampu menarik beberapa siswa dari Kab. Grobogan, Kab. Rembang dan Kab. Bojonegoro, serta telah mendidik beberapa kalangan yang berasal dari beberapa Instansi dan lembaga seperti Perhutani, sekolah-sekolah formal, PPT Migas, AKA Migas, Akademi Ronggolawe, lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Partai Politik, Rumah Sakit dan lain-lain untuk ikut belajar bersama dalam hal bahasa Inggris. Juga terdapat bebrapa siswa yang berasal dari Perguruan Tinggi (UMS,UGM,UNDIP,IPB,UDINUS,STAIN Kudus,IAIN Sunan Kalijaga, IAIN Wali songo serta beberapa lulusan PT lainnya).
Di sisi lain ternyata keberadaan kursus ini telah mampu memberikan sebuah motivasi sendiri kepada penduduk sekitar untuk berwirausaha, karena dengan adanya siswa yang banyak kini telah berdiri warung-warung yang menyediakan keperluan siswa mulai dari makanan dan dan peralatan belajar. Bahkan terdapat beberapa konterHandphone serta tambal ban yang didirikan oleh para pemuda desa sebagai usaha untuk mandiri. Disamping itu dari segi transportasi yang pada mulanya setiap lewat dari pukul 13.00 Wib, kendaraan umum telah sepi penumpang kini hingga sore hari masih terdapat kendaraan angkutan umum, yang menunggu kepulangan siswa/I yang kursus di SMALL ENGLAND (SE).
Dan juga telah sedikit merubah “paradigma” masyarakat sekitar yang dulunya hanya menyekolahkan anaknya hanya sampai SMP atau SMA, sekarang berusaha untuk menyekolahkan anaknya hingga ke Perguruan Tinggi walaupun dengan harapan anaknya bisa mendirikan lembaga kursus sendiri. Dan juga ada beberapa orang tua yang menyekolahkan anaknya ke Pondok Pesantren (Pontren), dengan harapan bisa pandai dalam hal agama. Karena melihat latar belakang pendiri SE dulunya belajar di Pontren dan hanya anak dari seorang petani serta pemain Kethoprak.
Selain itu SE juga selalu berusaha untuk berpartisipasi dalm setiap kegiatan yang diadakan oleh permerintah dari mulai desa, kecamatan, dan Kabupaten. Misalnya dengan turut serta aktif dalam setiap peringatan kemerdekaan RI, pameran pendidikan serta kegiatan kemasyarakatn lainnya seperti pembagian sembako kepada masyrakat sekitar, pemberian sumbangan ke Panti Asuhan, pemberian bantuan kepada korban banjir (ketika blora dilanda banjir tahun lalu), yang kesemuanya dilakukan bersama-sama dengan siswa dengan tujuan untuk membangkitkan jiwa sosial kepada siswa.
0 komentar:
Posting Komentar